Rabu, 10 Februari 2010

Sejarah



Di awal abad keXX,tepatnya tanggal 16 Mei 1900 disaat penjajah menindas bangsa indonesia, telah lahir seorang bayi yang di beri nama Masud, Ia lahir dari kalangan bangsawan yang relegius dari keluarga besar R. Mas M. Utsman. Suanana gembira menyaksikan lahirnya bayi di dunia, dari wajahnya terpancar nur ilahiyah pertanda bahwa kelak ia akan menjadi figur yang dikagumi masyarakat.

Sebagi putra bangsawa Mas’ud mempunyai masa depan yang cukup cerah dan penuh harapan, Mas’ud sekolah di SR MOLO , AMS bahkan sampai perguruan tinggi STOVIA (Fakultas kedokteran UI Sekarang) di Batavia.

Dengan modal kecerdasan dan ketekunan yang di miliki Mas;ud muda tumbuh menjadi putra zaman yang tangguh dan patut di teladani, Ini semua dapat diketahui darisemua jenjang pendidikan yang dapat diselesaikan dengan baik, Sebagaimana layaknya anak-anak muda lainya di tempat tinggalnya,sejak dini Mas’ud sudah melaksanakan teori dan praktek belajar mengajar di desanya terutama sekali pendidikan agama, Beliau sudah mempersiapkan untuk menempuh kehidupan yang akan datang dengan Ilmu,ahlaq dan Aqidag yang Luhur.

Hanya pendidikan di STOVIA saja yang tidak terselesaikan,itupun bukan kehendak sendiri , tapi kehendak keluarga menghendaki agar Masud merubah arah pendidikan dari jalur do Scool ke pendidikan Pesantresn ala Salafy dengan harapan agar kelak di kemudian hari ia mampu memahami agama islam secara luas serta mengamalkan untuk diri diri sendiri dan masyarakat luas.

Mulailah Mas’ud ( KH Dzajuli Utsaman ) dengan bekal Izin keluarga beliau memasuki pesantren Mojosaro Nganjuk pada Saat itu di Bawah asuhan K. Zainuddin beliau adalah Kiayai yang terkenal karomah dan ma’rifatnya, bahkan orang sering menyebutnya waliyullah sehingga pesantren tersebut terkenal di kalangan masyarakat.

Dengan penuh rasa himmah dan kesabaran dan ketekunan akhirnya mas’ud dapat menyelesaikan jenjang pendidikan di Pesantren mojosari, suka duka di pesanternen Beliau pernah memaknahi kitab dalam bahasa jawa dan kemudiann di jual pada teman-temanya seharga satu ringgit perkitabnya ini suatu bukti bahwa Beliau cukup prihatin selama berada pi pesantren mojosari.

Setelah lulus dari Pesantren Mojosari Mas’ud melanjutakan di Makkah,sepulang dari tanah suci Mas’ud yang sudah berganti Nama H.Ahmad Djazuli Utsman lalu menetap di tanah kelahirannya di Ploso Mojo kediri tak lama kemudian Beliau meneuruskan ke pesantren Tebuireng Jombang untuk memperdalam Ilmu Hadist langsung di bawah asuhan Syekh KH. Hasyim Ashari. setelah dari tebuireng beliau meneruskan lagi di Termas Pacitan yang diasuh KH.Ahmad Dimyati dan seterusnay ke pesanteren Sono Sidoharjo diawah pimpinan KH Khozin.

Di usia yang begitu Muda sudah cukup dikenal kepandaian dan keuletannya sehingga bayak dari kalangan masyarakat khususnya para kiayi menginginkan utuk menjadi menantu diantaranya KH Zainuddin mojosari, yang akkirnya Beliau dinikahkan dengan putri angkatnya yang bernama Musyarofali bin KH.Khozin Widangan Langitan Tuban. tak berlangsung lama di saat Beliau berada di Tan suci Istrinya meninggal dunia,dan KH Djazuli di ambil menantu oleh KH. Muharrom yang bernam Khasanah setelah dikaruniahi satu anak terus terjadilah Furqoh.

begitulah perjalanan pernikahan beliau dalam membina rumah tangga, Namun kegagalan itu tidak menjadikan beliau patah semangat ,bahkan didalan beliau mengeman tugas sebagau\i pendiidik nampaknya semakin Istiqomah . Hal ini rupanya yang mengundang sipati seorang bangsawa dari Trenggalek yang bernama Mas H. Imam Mashiyin, pada akhirnya dinikahkan dengan putrinya yang bernama Roro Marsinah yang kita kenal sebagai Simbah Nyai Rodliyah .

Dari perkawinan inilah dan terakhir kalinya beliau dianugrahi enamorang Putra yang nantinya merekan akan meneruskanperjuangan beliau “Liilahi kalimaillah” dalammengembangkan Pesantren Al falah Ploso.

Keinginan beliau untk mempunyai Putra-Putri yang tampil sebagai sosok yang mempunyai figur orang yang mempunyai ilmu baik ilmu pengetahuan khususnya agama islamyang berkeprbadian seorang muslim yang sejati ternyata benar – enar terkabul, itu terbukti dengan putra – putrinya yang sedang mengembangkan dan mengelolah pesantren yang Beliau rintis.


0 komentar:

 

Mutakhorijin Ploso

Rasa Ta'dzim Kami untuk Semua Masyayikh Pesantren Alfalah Ploso, Melaluli Blog ini Semoga Terjalin Ukuwah Antar Sesama Alumni.

Mutakhorijin Alfalah Ploso Kediri Copyright © 2010 limpas Oline rudin for Wong limpas