Kamis, 30 Juli 2009

Surat Terbuka

SURAT TERBUKA
UNTUK PARA ULAMA DAN TOKOH AGAMA ISLAM DI INDONESIA
AGAR MENYATAKAN DENGAN TEGAS BAHWA PARA TERORIS, TERMASUK PARA PENDUKUNG DAN SIMPATISANNYA, SEBAGAI ORANG YANG TELAH KELUAR DARI AJARAN ISLAM YANG DISAMPAIKAN OLEH RASUL MUHAMMAD SAW

Indonesia kembali berduka, belum lagi hilang duka para korban pemboman keji Hotel J.W. Marriott pada tanggal 5 Agustus 2003, kini bangsa Indonesia dan dunia kembali dikejutkan dengan berita ledakan bom di hotel J.W. Marriott dan hotel Ritz Carlton pada tanggal 17 Juli 2009.

Nyawa anak manusia pun kembali meregang. Korban tidak hanya warga Indonesia, tetapi juga warga negara asing. Citra Indonesia di mata dunia pun tercoreng untuk kesekian kalinya oleh para penjahat kemanusiaan yang keji tersebut. Pemerintah Australia dan Amerika Serikat pun bergegas memberlakukan travel warning bagi warga negaranya.

Para teroris adalah pelaku pemboman ini. Indonesia seakan menjadi surga bagi para teroris untuk melakukan aksinya. Bagaimana tidak, mereka bisa bercermin ke pelaku bom Bali, Amrozi cs, yang walaupun mendapat hukuman mati, mereka seolah mendapat perlakuan istimewa. Masih banyak yang memuja, bahkan menganggap mereka seolah pahlawan, seolah mujahid yang mati syahid. Sehingga tanpa malu-malu tokoh agama Islam seperti Abu Bakar Ba’asyir pun melayat dan menyalati jenazahnya (sumber berita: http://www.detiknews.com/read/2008/11/09/140720/1033937/10/abu-)

Bahkan salah satu pemimpin negeri ini mendukung Peninjauan Kembali (PK) Amrozi cs karena merasa prihatin akan nasib para teroris yang nyata-nyata telah berniat menghancurkan kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini (sumber berita: http: //pormadi.wordpress.com/2008/11/11/ketua-mpr-hidayat-nur-wahid-dukung-pk-amrozi-cs/). Hal ini secara tidak langsung memberi angin segar bagi para teroris dan menjadikan Indonesia “rumah” yang nyaman bagi mereka.

Mungkin negeri ini perlu belajar dari India setelah aksi bom yang dilakukan teroris di Mumbai-India yang menewaskan lebih dari 172 orang beberapa wakru lalu. Saat itu, para ulama India segera mengeluarkan pernyataan sikap mereka terhadap para teroris. Seperti pernyataan Ibrahim Thai, Presiden Dewan Muslim India berikut ini:

“Mereka (teroris) bukan muslim, mereka tidak menjalankan ajaran agama kami yang mengajarkan untuk hidup damai.

Kalau pemerintah tidak menindaklanjuti permintaan kami, maka kami akan mengambil sikap tegas. Kami tidak mau orang-orang yang telah melakukan aksi terror tersebut dimakamkan di tempat pemakaman kami.” (Sumber berita: http://news.bbc.co.uk/2/hi/south_asia/7758651).

Kami akan sangat mendukung para ulama dan tokoh agama Islam di Indonesia untuk bisa melakukan hal yang sama, mengambil sikap tegas dan membuat pernyataan bersama, bahwa para teroris bukanlah muslim. Mereka tidak layak untuk mendapatkan tempat di negeri ini, negeri dengan mayoritas muslim yang cinta damai, yang tidak mengajarkan kekerasan apalagi menghalalkan penghilangan nyawa anak manusia yang tak berdosa.

150 ulama di Rawalpindi, Pakistan dari Deuband dan para rektor dari berbagai institusi berbasis di Deuband yang tersebar di propinsi Rawalpindi, termasuk di dalamnya kota-kota seperti Rawalpindi, Jhelum, Attock, dan Chakwal juga telah dengan tegas mengeluarkan fatwa:

“Para pelaku bom bunuh diri” dan “pembunuh orang orang yang tidak berdosa” tidak mempunyai hubungan dengan Islam, para “pelaku aksi teror bunuh diri” tersebut bukanlah muslim.

Indonesia punya lebih dari 150 ulama, bahkan ribuan ulama. Negeri ini punya ribuan tokoh agama Islam yang dapat kita teladani, karena para ulama adalah pewaris para Nabi. Kami yakin bila para ulama mengeluarkan statement bersama atau fatwa yang menyatakan bahwa para teroris itu bukanlah muslim, maka para teroris tersebut tidak akan berani untuk menginjakan kakinya di negeri ini.

Kami muslim Indonesia sudah malu dan tidak lagi bisa mentolelir aksi-aksi mereka yang mengatasnamakan kesucian agama yang kami peluk, yang mengajarkan untuk berbuat baik dan menyayangi sesama mahluk. Kami sangat yakin para teroris yang tidak berprikemanusiaan itu sama sekali tidak mengerti tentang intisari ajaran agama Islam, agama yang membawa rahmat dan perdamaian bagi alam semesta.

Kami yakin bahwa para teroris itu bukanlah muslim, karena mereka telah melanggar perintah Allah SWT di Al-Quran untuk tidak melakukan bunuh diri dan membunuh orang-orang yang tak berdosa. Kami juga yakin bahwa para teroris itu telah keluar dari ajaran Islam seperti yang disampaikan oleh Rasul Muhammad saw, karena beliau selalu mengajarkan kepada umatnya untuk menjadi pembawa berkah Ar-Rahman dan Ar-Rahim, untuk membagikan kasih dan sayang kepada sesama mahluk.

Kami menunggu suara dan sikap tegas dari para ulama untuk mewakili suara kami ini, karena kami yakin para ulama dan tokoh agama Islam yang mulia di negeri ini lebih mengerti dan memahami intisari ajaran agama Islam. Selama ini kami telah belajar tentang agama Islam yang penuh cinta dan kedamaian dari para ulama dan tokoh agama Islam yang mulia di negeri ini, karena itu sekali lagi kami menunggu pernyataan sikapnya untuk mengutuk seluruh aksi terorisme dan menyatakan dengan tegas bahwa para teroris beserta para pendukung dan simpatisannya sebagai golongan yang telah keluar dari Islam. Marilah kita laksanakan bersama perintah Allah SWT untuk mewujudkan Islam sebagai Din Rahmatan Lil ‘Alamin, sebagai jalan atau ajaran yang membawa rahmat bagi alam semesta.

Kami, dari Islamic Movement for Non-violence, menyatakan meminta maaf yang setulusnya dan turut berduka yang sedalamnya kepada para korban kejahatan kemanusiaan di hotel J.W. Marriott dan hotel Ritz Carlton pada tanggal 17 Juli 2009. Kami juga menyatakan dengan tegas bahwa para pelaku, termasuk para pendukung dan simpatisannya, yang melakukan pengeboman di kedua hotel tersebut telah keluar dari ajaran Islam seperti yang disampaikan oleh Rasul Muhammad saw. Kami berharap semoga mereka segera bertobat dan siap menerima hukuman baik di dunia maupun di akhirat untuk mempertang-gungjawabkan perbuatan kejinya tersebut.

Semoga Allah SWT senantiasa merahmati kita semua – apa pun latar belakang suku, bangsa, agama, dan keyakinannya – dengan Kasih dan Sayang-Nya. Amin.

Jakarta, 20 Juli 2009



Ahmad Yulden Erwin
Ketua Islamic Movement for Non-Violence

0 komentar:

 

Mutakhorijin Ploso

Rasa Ta'dzim Kami untuk Semua Masyayikh Pesantren Alfalah Ploso, Melaluli Blog ini Semoga Terjalin Ukuwah Antar Sesama Alumni.

Mutakhorijin Alfalah Ploso Kediri Copyright © 2010 limpas Oline rudin for Wong limpas